Dahulu
kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah
bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri.
Dalam
acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri
itu, masing-masing peri memberikan berkat kepada sang Puteri.
Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”
Tiba2
datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak
diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua
itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.
Peri
tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan
tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun
menghilang.
Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.
Peri
ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa
membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri
tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur
pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran
tampan akan datang untuk membangunkannya.”
Raja
dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan
peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu
pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di
kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari.
Karena
kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di
sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang
memintal benang menggunakan alat pintal. Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba.
Wanita
tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat
sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan
jarum pintal ke tangan sang Puteri.
Sang
Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan.
Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan.
Saat
Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan
mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa
kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa
ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan
kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.
Peri
ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk
menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang
Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama.
Dalam
waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan
berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi
siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat
terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan
seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur.
Setelah
masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan
sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana
itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain
tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita
lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar.
Karena
penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua
yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang
kerajaan tetangga yang penuh misteri itu.
Orang
tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di
dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri
yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari
peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran
yang datang untuk membangunkannya.
Pangeran
tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan
misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran
berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai
kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu.
Sesampainya
disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang
terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya
tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.
Setelah
berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan
sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan
sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat
itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut
sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.
Dalam
waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan
terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali
mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun
dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.
Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.
Dongeng anak populer, "Puteri Tidur" (Sleeping Beauty), disadur dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar